====================================
والنذر كله لله (١) والاستغاثة كلها بالله (٢)
وجميع أنواع العبادات كلها لله. وعرفت (٣) أن إقرارهم بتوحيد الربوبية لم يدخلهم في الإسلام، وأن قصدهم الملائكة، والأنبياء الأولياء يريدون شفاعتهم والتقرب إلى الله بذلك هو الذي أحل دماءهم وأموالهم، عرفت حينئذ التوحيد الذي دعت إليه الرسل وأبى عن الإقرار به المشركون (٤)
====================================
(١) ... النذر يطلق على العبادات المفروضة عموماً، ويطلق على النذر الخاص وهو إلزام الإنسان نفسه بشيء لله عز وجل والمراد به هنا الأول فالعبادات كلها لله تعالى لقوله تعالى: (وقضى ربك ألا تعبدوا إلا إياه) {سورة الإسراء الآية: ٢٣} .
(٢) ... الإستغاثة: طلب الغوث والإنقاذ من الشدة والهلاك.
وهو أقسام:
الأول: الإستغاثة بالله عز وجل وهذا من أفضل الأعمال وأكملها وهو دأب الرسل عليهم الصلاة dوالسلام وأتباعهم
ودليله قوله تعالى: (إذ تستغيثون ربكم فإستجاب لكم أني ممدكم بألف من الملائكة مردفين (. {سورة الأنفال الآية: ٩} .
الثاني: الإستغاثة بالأموات أو بالأحياء غير الحاضرين القادرين على الإغاثة فهذا شرك، لأنه لا يفعله إلا من يعتقد أن لهؤلاء تصرفاً خفياً في الكون فيجعل لهم حظاً من الربوبية، قال الله تعالى: (أم من يجيب المضطر إذا دعاه ويكشف السوء ويجعلكم خلفاء الأرض أإله مع الله قليلاً مما تذكرون (. {سورة النمل، الآية: ٦٢} .
الثالث: الإستغاثة بالأحياء العالمين القادرين على الإغاثة فهذا جائز كالاستعانة بهم، قال الله تعالى في قصة موسى عليه السلام: (فاستغاثة الذي من شيعته على الذي من) عدوه فوكزه موسى فقضى عليه) {سورة القصص، الآية: ١٥} .
الرابع: الإستغاثة بحي غير قادر من غير أن يعتقد أن له قوة خفية مثل أن يستغيث بمشلول على دفع عدو صائل. فهذا لغو وسخرية بالمستغاث به، فيمنع لهذه العلة ولعلة أخرى وهي أنه ربما أغتر بذلك غيره فتوهم أن لهذا المستغاث به وهو عاجز أن له قوة خفية ينقذ بها من الشدة.
(٣) ... قوله "وعرفت" معطوف على "تحققت" الأولى.
وقوله "عرفت جواب " فإذا تحققت" وما عطف عليها.
(٤) ... قرر المؤلف -رحمه الله - أن التوحيد الذي جاءت به الرسل من الله هو توحيد الألوهية لأن هؤلاء المشركين الذين بعث فيهم رسول الله صلى الله عليه وسلم كانوا يقرون بتوحيد الربوبية ومع هذا إستباح النبي صلى الله عليه وسلم دماءهم وأموالهم على أنهم يعبدون الملائكة وغيرهم مما يعبدونهم من الأولياء والصالحين يريدون بذلك أن يقربوهم إلى الله وهي كما قال تعالى: (والذين إتخذوا من دونه أولياء ما نعبدهم إلا ليقربونا إلى الله زلفى) {سورة الزمر، الآية: ٣} فهم مقرون بأن الله هو المقصود ولكنهم يقصدون الملائكة وغيرهم ليقربوهم إلى الله ومع ذلك لم يدخلهم في التوحيد.
====================================
**********************************************
Dan (agar) nadzar itu seluruhnya untuk Allah dan (agar) istighosah itu seluruhnya untuk Allah (1) dan (agar) kesemua jenis-jenis ibadah adalah untuk Allah (2) dan engkau telah mengetahui (3) bahwa pengiqraran mereka kepada tauhid rububiyah itu tidaklah memasukan mereka ke dalam islam, dan sesungguhnya maksudnya mereka kepada para mailaikat atau para nabi atau para wali adalah mereka mengharapkan syafaatnya (para malaikat atau para nabi atau para wali) dan taqorub kepada Allah dengan mereka inilah yang menghalalkan darah dan harta mereka, engkau telah mengetahui tauhid ketika itu (ketika telah mengetahui hal tersebut), yang rasul-rasul mengajak kepada (tauhid) itu dan yang kaum musyrik menolak dari pengiqraran kepada (tauhid)itu(4).
**********************************************
(1) Nadzar itu dikaitkan pada peribadahan yang diwajibkan secara umum, dan nadzar dikaitkan pada nadzar yang khusus dan ini adalah perjanjian seseorang kepada dirinya sendiri dengan sesuatu untuk Allah ajja wa jalla, dan yang dimaksudkan denganya disini adalah yang pertama, sehingga ibadah-ibadah seluruhnya adalah untuk Allah ta'ala karena firman Allah :
(وقضى ربك ألا تعبدوا إلا إياه) {سورة الإسراء الآية: ٢٣} .
(Dan Rabbmu telah memutuskan bahwa janganlah kalian beribadah kecuali kepadaNya) (Q.S Al-isra:23)
(2) Istighosah adalah menuntut pertolongan dan pembebasan dari penderitaan dan kebinasaan/kehancuran.
dan (istighosah) ini ada bermacam-macam:
Yang pertama: istighosah kepada Allah ajja wa jalla dan ini termasuk dari yang paling afdholnya dari amal-amal, dan yang paling sempurnanya dan ini adalah adat kebiasaan para rasul alaihim sholatu wa salam dan para pengikutnya.
dan dalilnya adalah firman Allah ta'ala:
(إذ تستغيثون ربكم فإستجاب لكم أني ممدكم بألف من الملائكة مردفين ). {سورة الأنفال الآية: ٩} .
(ketika kalian beristighosah (memohon pertolongan) kepada rabb kalian lalu dia mengijabah (menjawab) untuk kalian, "sesungguhnya Aku melengkapkan (membantu) kalian dengan seribu malaikat (hadir) secara berturut-turut") (Q.S Al-anfal:9)
Yang kedua: istighotsah dengan orang-orang yang telah mati atau dengan orang-orang yang masih hidup yang tidak hadir serta tidak berkuasa atas apa yang dituntut maka ini adalah kesyirikan, karena sesungguhnya seseorang tidak akan melakukan ini kecuali dia mengi'tiqodkan bahwa kekuasaan yang tersembunyi terhadap kenyataan ada bagi mereka (orang2 yang dimintai pertolongan tersebut), sehingga orang ini menjadikan ada bagian rububiyah (pengurusan dan pengaturan) pada mereka (yang dimintai pertolongan), Allah ta'ala berfirman:
(أم من يجيب المضطر إذا دعاه ويكشف السوء ويجعلكم خلفاء الأرض أإله مع الله قليلاً ما تذكرون (. {سورة النمل، الآية: ٦٢}
(Bukankah (Allah) yang mengabulkan pendoa ketika dia memintanya dan Dia menghapuskan kejelekan, dan Dia menjadikan kalian khalifah di bumi, Adakah ilah di samping Allah? sedikitnya (nikmat Allah) yang kalian ingat ) (Q.S An-Naml:62)
Yang ketiga: Istighotsah kepada orang-orang yang masih hidup serta mengetahui dan berkemampuan atas yang dituntut, maka ini boleh, seperti meminta perlindungan kepada mereka, Allah ta'ala berfirman dalam kisahnya musa alaihi salam :
(فاستغاثة الذي من شيعته على الذي من عدوه فوكزه موسى فقضى عليه) {سورة القصص، الآية: ١٥} .
" kemudian orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya (kepada nabi musa) atas orang yang dari (golongan) musuhnya, kemudian musa meninjunya hingga matilah musuhnya itu" (Q.S Al qoshosh: 15)
Yang ke empat: istighotsah dengan orang yang hidup yang tidak berkemampuan dengan tanpa dia mengi'tiqodkan baginya ada kekuatan tersembunyi yang semisal istighotsah kepada yang lumpuh untuk memindahkan musuh yang datang, maka ini adalah sia-sia sebuah penghinaan kepada yang dimohonkan dengan itu. Sehingga dilaranglah karena cacatnya ini dan karena cacat yang lainnya, dan cacat yang lain ini adalah kadang yang selainnya tertipu dengan itu sehingga dia membayangkan bahwa bagi yang dimintai pertolongan kepada itu bagunya ada kekuatan yang tersembunyi yang dia akan melenyapkan penderitaan dengan kekuatan itu padahal keadaan (sebenarnya) dia itu cacat.
(3) dan ucapan beliau
وعرفت
"dan engkau telah mengetahui" itu diathofkan kepada ucapan beliau
تحققت
"engkau telah menjadi jelas" yang pertama.
(4) Penulis -semoga Allah merahmati beliau- mengulangi bahwa tauhid yang dengan itu para rasul dari Allah datang itu adalah tauhid uluhiyah, karena sesungguhya mereka yaitu kaum musyrik
yang kepada mereka rasul sholallahu alaihi wa salam diutus, mereka itu meyakini kepada tauhid rububiyah, dan bersama itu nabi sholallahu alaihi wa salam membolehkan (menumpahkan) darah mereka dan harta mereka, karena mereka itu menyembah malaikat dan yang selain malaikat dari apa-apa yang mereka menyembahnya dari kalangan wali-wali dan orang-orang sholeh yang mereka inginkan dengan itu agar yang disembah mendekatkan diri mereka kepada Allah, dan ini sebagaimana Allah ta'ala berfirman:
(والذين إتخذوا من دونه أولياء ما نعبدهم إلا ليقربونا إلى الله زلفى) {سورة الزمر، الآية: ٣}
(dan orang-orang yang mengambil wali-wali (penolong) dari yang selain Allah tidaklah kami menyembah mereka kecuali agar mereka mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya) (Q.S Aj-Jumar:3)
Maka mereka meyakini bahwa sesungguhnya Allahlah yang dituju, akan tetapi mereka itu menginginkan malaikat dan yang selainnya untuk mendekatkan mereka kepada Allah dan bersama itu tidaklah itu memasukan mereka kedalam tauhid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar