Minggu, 13 Januari 2019

شرح كشف الشبهات. 3

======================================

رحمك الله (١) أن التوحيد هو إفراد الله -سبحانه-بالعبادة (٢) . . . .

======================================

(١) أي أفاض الله عليك من رحمته التي تحصل بها على مطلوبك وتنجو من محذورك، فالمعنى غفر الله لك ما مضى من ذنوبك، ووفقك وعصمك فيما يستقبل منها، هذا إذ١ أفردت الرحمة، أما إذا قرنت بالمغفرة فالمغفرة لما مضى من الذنوب، والرحمة التوفيق للخير والسلامة من الذنوب في المستقبل. وصنيع المؤلف - رحمه الله - يدل على شفقته وعنايته بالمخاطب.

(٢) التوحيد لغة: مصدر وحد يوحد، أي جعل الشيء واحدا، وهذا لا يتحقق إلا بنفي وإثبات، نفي الحكم عما سوى الموحد، وإثباته له لأن النفي وحده تعطيل، والإثبات وحده لا يمنع المشاركة، فمثلا لا يتم للإنسان التوحيد حتى يشهد أن لا إله إلا الله فينفي الألوهية عما سوى الله تعالى ويثبتها لله وحده.

وفي الاصطلاح عرف المؤلف -رحمه الله تعالى- التوحيد بقوله "التوحيد هو إفراد الله -عز وجل- بالعبادة" أي أن تعبد الله وحده ولا تشرك بل تفرده وحده بالعبادة محبة وتعظيما ورغبة، ورهبة.

ومراد الشيخ -رحمه الله تعالى- التوحيد الذي بعثت الرسل" لتحقيقه لأنه هو الذي حصل الإخلال به والخلاف بين الرسل وأممهم.

وهناك تعريف أعم للتوحيد وهو: "إفراد الله سبحانه وتعالى بما يختص به" وأنواعه ثلاثة:
الأول: توحيد الربوبية وهو " إفراد الله تعالى بالخلق، والملك، والتدبير" قال الله عز وجل {اللّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ} [سورة الزمر، الآية: ٦٢] . وقال تعالى: {هَلْ مِنْ خَالِقِ غَيْرِ اللّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ} [سورة فاطر، الآية: ٣] .

وقال تعالى: {تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ المُلْكُ وَهُوَ عَلَى كّلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ} {سورة الملك، الآية: ١} ، وقال تعالى {أَلَا لَهُ الخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِيْنِ} . {سورة الأعراف، الآية: ٥٤} .

الثاني: توحيد الألوهية وهو "إفراد الله تعالى بالعبادة بأن لا يتخذ الإنسان مع الله أحدا يعبده كما يعبد الله أو يتقرب إليه كما يتقرب إلى الله تعالى".

الثالث: توحيد الأسماء والصفات وهو "إفراد الله سبحانه وتعالى بأسمائه وصفاته الواردة في كتاب وسنة رسوله صلى الله عليه وسلم، وذلك بإثبات ما أثبته، ونفي ما نفاه من غير تحريف، ولا تعطيل، ومن غير تكييف، ولا تمثيل".

************************************************
Semoga Allah merahmatimu (1) sesungguhnya tauhid itu adalah menyendirikan/meng-esakan Allah -subhanahu- dalam ibadah (2).........................
************************************************
1. Yaitu: semoga Allah melimpahkan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya yang dengan itu engkau sampai  pada apa-apa yang engkau tuntut dan (dengan itu) engkau lolos dari bahaya, sehingga maknanya adalah semoga Allah mengampuni untukmu apa-apa yang telah lalu dari dosa-dosamu, dan  menjagamu dan melindungimu dari apa-apa yang akan datang dari dosa-dosa tersebut, Ini apabila rahmat menyendiri, adapun apabila dia disandingkan dengan magfiroh/ampunan, maka magfiroh adalah untuk apa-apa yang telah lewat dari dosa-dosa, dan rahmat adalah taufik/penjagaan di dalam kebaikan dan keselamatan dari dosa-dosa di waktu yang akan datang, dan perbuatan penulis semoga Allah merahmati beliau, itu menunjukan kepada rasa kasihannya dan kepeduliannya kepada lawan berbicara.

2. Tauhid itu secara bahasa adalah masdar dari (وَحَّدّ يُوَحِّدُ تَوْحِيْدًا), yaitu menjadikan sesuatu menjadi satu, dan ini tidak akan menjadi benar kecuali dengan penafian (penolakan) dan pengisbatan (penetapan), (yaitu) penafian hukum pada apa-apa saja yang dia selain yang dijadikan satu, dan menetapkan hukum tersebut baginya (yang dijadikan satu tersebut), karena sesungguhnya penafian saja itu berarti menghilangkan,  dan penetapan saja itu berarti tidak melarang musyarikah (persekutuan), maka sebagai misal tidaklah sempurna tauhid bagi seseorang hingga dia mempersaksikan (أن لا اله الا الله)  bahwa tidak ada ilah kecuali Allah, maka ini menafikan sifat uluhiyah dari apa-apa yang selain Allah ta'ala dan ini menetapakan sifat uluhiyah bagi Allah saja.

Dan secara istilah penulis memperkenalkan tauhid dengan ucapannya

( التوحيد هو إفراد الله -عز وجل- بالعبادة)

tauhid itu adalah menyendirikan/meng-esakan Allah ajja wa jalla dalam ibadah, yaitu bahwa engkau menyembahnya saja dan tidak engkau menyekutukan, akan tetapi engkau menyendirikan-Nya saja dalam beribadah dengan kecintaan, dan ketakjiman, dan hasrat, serta persaan kagum.
Dan yang dimaksud oleh syaikh semoga Allah merahmati beliau adalah tauhid yang rasul-rasul diutus untuk meluruskannya, karena sesungguhnya inilah yang pelanggaran terjadi padanya, dan yang perselisihan terjadi (karenanya) antara para rasul dengan sebagian umat mereka.

Dan disana ada pengertian yang paling umum untuk tauhid, dan dia adalah " menyendirikan Allah subhanahu wa ta'ala dengan apa-apa yang khusus untuk Allah". dan jenis-jenisnya ada tiga:

Yang pertama: tauhid rububiyah dan ini adalah " Menyendirikan/mengesakan Allah dalam penciptaan, dan (dalam) kekuasan, dan (dalam) pengaturan. Allah ta'ala berfirman:

{اللّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ} [سورة الزمر، الآية: ٦٢]

" Allah itu pencipta segala sesuatu" (Q.S Aj-Jumar:26)

.{هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرِ اللّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ} [سورة فاطر، الآية: ٣] .

" Adakah pencipta yang selain Allah yang memberikan rezeki kepada kalian dari langit dan dari bumi, tidak ada ilah kecuali dia" (Q.S Fathir :3)

dan Allah berfirman:

{تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ المُلْكُ وَهُوَ عَلَى كّلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ} {سورة الملك، الآية: ١} .

" Maha suci yang di tangannya (memiliki) kekuasaan dan dia atas segala sesuatu maha kuasa" (Q.S al-Mulk : 1)

{أَلَا لَهُ الخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِيْنِ} . {سورة الأعراف، الآية: ٥٤} .

"Ketahuilah mikiknyalah penciptaan dan pengaturan Maha suci Allah rabbnya seluruh alam" (Q.S Al-'Araf:54)

Yang kedua: Tauhid uluhiyah dan ini adalah " Menyendirikan/mengesakan Allah ta'ala dalam peribadahan, bahwa tidaklah seseorang mengambil bersama Allah sesuatupun yang dia menyembahnya/mengibadahinya sebagaimana dia menyembah/mengibadahi Allah atau dia bertaqarub kepadanya sebagaimana dia bertaqorub kepada Allah ta'ala.

Yang ketiga: Tauhid Asma dan shifat dan ini adalah "menyendirikan/mengesakan Allah subhanahu wa ta'ala dalam asma-asma-Nya dan shifat-shifat-Nya yang ada di dalam kitab (Al-qur'an) dan Sunnah rasulullah sholallahu alaihibwa salam (Al-hadist), dan ini (dilakukan) dengan menetapkan apa-apa (sifat) yang Allah menetapkannya, dan menafikan apa-apa (sifat) yang Allah menafikannya dengan tanpa tahrif (merubah artinya dzohirnya), dan tanpa ta'thil (menghilangkan maknanya), dan dengan tanpa takyif (memikirkan bagaimananya), dan tanpa tamtsil (memisalkannya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar