=================================
Matan:
ثُمَّ صَارَ هَذَا أَغْرَبَ الْأَشْيَاءِ، وَ صَارَ الْعِلْمُ وَ الْفِقْهُ هُوَ الْبِدْعَ وَ الضَّلَالَات (*) ِ، وَ خِيَارُ مَا عِنْدَهُمْ لَبْسُ الْحَقِّ بِالْبَاطِل(*)ِ.
وَ صَارَ الْعِلْمُ الَّذِيْ فَرَضَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَى الْخَلْقِ وَ مَدَّحَهُ لَا يَتَفَوَّهُ إِلَّا زِنْدِيْقٌ أَوْ مَجْنُوْنٌ (***) وَ صَارَ مَن أََنْكَرَهُ وَ عَادَاهُ وَ صَنَّفَ فِيْ التَحْذِيْر مِنْهُ وَ النَهْيِ عَنْهُ هُوَ الْفَقِيْهُ الْعَلِيْمُ.
=================================
Syarah :
ا(*)
صار العلم و الفقه عند بعض المتأخرين هو البدع و الضلالات، لأنهم تركوا العلم الصحيح المبني على كتاب الله و سنة رسوله صلى الله عليه و سلم، و صار العلم عندهم : قال فلانٌ، و قال فلانٌ و حكايات.
كقولهم: إن القبر الفلاني ينفع من كذا، و إن البقعة الفلانية رأى فيها فلانٌ في المنام كذا، هذا علم هؤلاء، أو يبحثون عن الأحاديث الموضوعة المقبورة التي قبرها أهل العلم و بينوا أنها مكذوبة، فتجد المخرفين يجعلونه صحيحة و يزينون لها أسانيد، و يرممونها و يقولون: هذه أحاديث صحيحة، و يتركون الأحاديث الصحيحة الواردة في (البخاري) و (مسلم) و السنن الأربع و المسانيد المعتبرة، يتركونها لأنها ليست في صالحهم.
اا(**)
يجب أن يميز الحقّ من الباطل و يفصل بينهما، أما إذا خلط بينهما فهذا هو التلبيس و الغش و التدليس على الناس.
ااا(***)
لأنه يخالف ما هم عليه فالعلم الذي أثنى الله عليه و على أهله و مدحه صار عندهم جهلا، و من تفوه به - أى تكلم به - فهو مجنون، لأنهم يقهولون: إن العلم الذي فرضه الله يغير ما عليه الناس، و يغير دينا آبائنا و أجدادنا.
اااا(****)
من صنف في التحذير من العلم النافع، و مدح العلم المذموم و نشره في الناس يقولون عنه: هذا هو الفقيه، هذا هو العالم، أما من نشر العلم الصحيح يقولون عنه: هذا لا يصلح، و هذا جاهل، و هذا يريد أن يفرق الناس، إنا نريد التجميع لا نريد التفريق، أى : التجميع و لو على الباطل، و لا نريد التفريق الذي فيه تمييز الحق من الباطل، و تمييز الطيب من الخبيث، و هذا محال، فإنه لا يحصل الاجتماع على الباطل، و إنما يحصل الإجتماع على الحق، و الشارع يقول:
اذا ما الجرم رم على فساد تبين فيه إهمال الطبيب
******************************************
Matan:
Kemudian ini (penjelasan ilmu dan ulama) menjadi seasing-asing perkara, dan jadilah ilmu dan fiqih adalah (di cap) bid'ah dan kesesatan(*).
Dan pilihan dari apa yang ada sisi mereka adalah memoles yang haq (kebenaran) dengan yang bathil (kesalahan) (**).
Dan ilmu yang Allah ta'ala wajibkan atas makhluq dan Allah memuji ilmu tersebut menjadi tidak akan mengatakannya kecuali (dianggap) seorang zindiq atau gila (***)
dan Orang yang menentang ilmu haq dan memusuhi itu dan menyusun bantahan kepada ilmu haq, dan pelarangan tentang ilmu haq dia (dianggap) faqih yang alim (berilmu).
******************************************
Syarah:
(*)
Jadilah ilmu dah fiqih menurut sebagian orang belakangan (di cap) bid'ah dan kesesatan, karena sesungguhnya mereka telah meninggalkan ilmu yang shohih yang dibangun diatas kitab Allah dan sunnah rasulnya sholallahu alaihi wa salam, dan jadilah ilmu menurut mereka itu : berkata fulan, berkata fulan dan dongeng-dongeng.
Seperti ucapan mereka : sesungguhnya kuburan si fulan menolong dari anu, dan sesungguhnya pada sebidang tanah si fulanah dilihat si fulan di dalamnya dalam mimpi seperti anu, inilah ilmu mereka, atau mereka membahas tentang hadis-hadis palsu yang telah dikubur oleh ahli ilmu dan para ahli ilmu telah menjelaskan bahwa sesungguhnya itu adalah kebohongan/hadist tersebut palsu, maka engkau dapati orang-orang khurafat menjadikannya shohih dan mereka menghiasi untuknya sanad-sanad, dan mereka memugarnya dan mereka mengatakan : ini adalah hadist-hadist yang shohih, dan mereka meninggalkan hadist-hadist yang shohih yang dibawakan dalam (shohih) bukhari dan muslim, dan (kitab) sunan yang empat, dan (kitab) musnad-musnad yang terkenal, mereka meninggalkannya karena sesungguhnya tidak ada kebenaran mereka di dalamnya (kitab-kitab hadist yang mashur tersebut).
(**)
wajiblah membedakan yang benar dengan yang salah, dan memisahkan keduanya, adapun apabila dicampurkan keduanya maka ini adalah penipuan, dan pengkelabuan dan pengkaburan terhadap manusia.
(***)
Karena sesungguhnya itu menyelisihi apa yang mereka berada diatasnya, sehingga ilmu yang Allah menyanjung kepadanya dan kepada orang yang memilikinya dan Allah memujinya menurut mereka (ilmu dari Allah) itu adalah kebodohan, dan orang yang mendakwahkannya maka dia itu (di cap) orang gila, karena mereka mengatakan: sesungguhnya ilmu yang Allah wajibkan itu merubah atas apa yang manusia berada diatasnya, dan merubah agama bapak-bapak kami dan kakek-kakek kami.
(****)
orang yang menyusun bantahan terhadap ilmu yang bermanfaat ini, dan dia malah memuji ilmu yang tercela dan menyebarkannya kepada manusia mereka berkata tentangnya (tentang orang yang menyusun bantahan terhadap ilmu syar'i) : Dia itu faqih, Dia itu alim. Adapun orang menyebarkan ilmu shohih mereka berkata tentangnya : "dia itu tidak benar, dan dia itu bodoh, dan dia itu ingin memecah belah manusia, sesungguhnya kami ini menginginkan persatuan, tidaklah kami menginginkan perpecahan" dengan kata lain : "persatuan walaupun diatas kebathilan, dan tidaklah kami menginginkan perpecahan yang didalamnya ada pembeda antara yang haq dengan yang bathil, dan pembeda antara yang baik dan yang buruk" dan hal yang demikian adalah mustahil, karena sesungguhnya tidak akan terhasilkan persatuan di atas kebathilan, hanyalah di atas kebenaran saja bisa terhasilkan persatuan, dan seorang penyair berkata :
apabila tubuh tidak merasakan nyeri karena sakit
jelaslah padanya ada kesalahan tabib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar