=======================================
فإنك إذا عرفت أن الإنسان يكفر بكلمة يخرجها من لسانه وقد يقولها وهو جاهل فلا يعذر بالجهل (١) .
=======================================
(١) ... تعليقنا على هذه الجملة من كلام المؤلف رحمه الله:
أولاً: لا أظن الشيخ رحمه الله لا يرى العذر بالجهل اللهم إلا أن يكون منه تفريط بترك التعلم مثل أن يسمع بالحق فلا يلتفت إليه ولا يتعلم، فهذا لا يعذر بالجهل وإنما لا أظن ذلك من الشيخ لأن له كلاماً أخر يدل على العذر بالجهل فقد سئل -رحمه الله تعالى- عما يقاتل عليه؟ فأجاب:
أركان الإسلام الخمسة، أولها الشهادتان، ثم الأركان الأربعة؛ فالأربعة: إذا أقر بها، وتركها تهاوناً، فنحن وإن قاتلناه على فعلها، فلا نكفره بتركها؛ والعلماء أختلفوا في كفر التارك لها كسلاً من غير جحود؛ ولا نكفر إلا ما أجمع عليهالعلماء كلهم، وهو: الشهادتان.
وأيضاً: نكفره بعد التعريف إذا عرف وأنكر، فنقول: أعداؤنا معنا على أنواع:
النوع الأول: من عرف أن التوحيد دين الله ورسوله، الذي أظهرناه للناس؛ واقر أيضاً: أن هذه الإعتقادات في الحجر، والشجر والبشر، الذي هو دين غالب الناس: أنه الشرك بالله الذي بعث الله رسوله صلى الله عليه وسلم ينهى عنه، ويقاتل أهله، ليكون الدين كله لله، ومع ذلك لم يلتفت إلى التوحيد، ولا تعلمه، ولا دخل فيه، ولا ترك الشرك، فهو كافر، نقاتله بكفره، لأنه عرف دين الرسول، فلم يتبعه، وعرف الشرك فلم يتركه، مع أنه لا يبغض دين الرسول، ولا من دخل فيه ولا يمدح الشرك، ولا يزينه للناس.
النوع الثاني: من عرف ذلك، ولكنه تبين في سب دين الرسول، مع إدعائه أنه عامل به، وتبين في مدح من عبد يوسف، والأشقر، ومن عبد أبا علي، والخضر من أهل الكويت، وفضلهم على من وحد الله، وترك الشرك، فهذا أعظم من الأول، وفيه قوله تعالى: (فلما جاءهم ما عرفوا كفروا به فلعنة الله على الكافرين) {سورة البقرة، الآية: ٨٩} وهو ممن قال الله فيه: (وإن نكثوا أيمانهم من بعد عهدهم وطعنوا في دينكم فقاتلوا أثمة الكفر إنهم لا أيمان لهم لعلهم ينتهون) {سورة التوبة، الآية: ١٢.}
النوع الثالث: من عرف التوحيد، وأحبه، واتبعه، وعرف الشرك، وتركه ولكن يكره من دخل في التوحيد، ويحب من بقي على الشرك، فهذا أيضاً كافر، فيه قوله تعالى: (ذلك بأنهم كرهوا ما أنزل الله فأحبط أعمالهم) {سورة محمد، الآية ٩}
النوع الرابع: من سلم من هذا كله، ولكن أهل بلده يصرحون بعداوة أهل التوحيد، وإتباع أهل الشرك، وساعين في قتالهم، ويتعذر بأن ترك وطنه يشق عليه، فيقاتل أهل التوحيد مع أهل بلده، ويجاهد بماله ونفسه، فهذا أيضاً كافر؛ فإنهم لو يأمرونه بترك صوم، ولا يمكنه الصيام إلا بفراقهم فعل؛ ولو يأمرونه بتزوج إمرأة أبيه ولا يمكنه ذلك إلا بفراقهم فعل؛ وموافقتهم على الجهاد معهم بنفسه وماله مع أنهم يريدون بذلك قطع دين الله ورسوله أكبر من ذلك بكثير، كثير؛ فهذا أيضاً كافر، وهو ممن قال الله فيهم: (ستجدون آخرين يريدون أن يأمنوكم ويأمنوا قومهم (-إلى قوله _: (سلطاناً مبيناً) {سورة النساء، الآية: ٩١} فهذا الذي نقول.
وأما الكذب والبهتان فمثل قولهم: إنا نكفر بالعموم، ونوجب الهجرة إلينا على من قدر على إظهار دينه، وإنا نكفر من لم يكفر، ومن لم يقاتل، ومثل هذا وأضعاف أضعافه؛
فكل هذا من الكذب والبهتان، الذي يصدون به الناس عن دين الله ورسوله.
وإذا كنا: لا نكفر من عبد الصنم الذي على عبد القادر، والصنم الذي على قبر أحمد البدوي، وأمثالهما، لأجل جهلهم، وعدم من ينبههم، فكيف نكفر من لم يشرك بالله إذا لم يهاجر إلينا، أو لم يكفر ويقاتل؟ ( سبحانك هذا بهتان عظيم) {سورة النور، الآية: ١٦}
بل نكفر تلك الأنواع الأربعة، لأجل محادتهم لله ورسوله، فرحم الله إمرءاً نظر نفسه، وعرف أنه ملاق الله، الذي عنده الجنة والنار؛ وصلى الله على محمد وآله وصحبه، وسلم.
=======================================
*************************************************
Maka sesungguhnya ketika engkau mengetahui bahwa seorang manusia itu kafir dengan sebuah kalimat yang dia mengeluarkannya dari lisannya, dan kadang dia mengatakannya dalam keadaan dia tidak mengetahui, maka tidak diberikan udzur (tidak ditolelir) atas kebodohannya (1)
*************************************************
Ta'liq kami (syaikh utsaimin) atas kalimat ini adalah dari kalamnya penulis (semoga Allah merahmatinya) (adalah):
(Diposisi) awal: Tidaklah aku menganggap bahwa syaikh Muhammad bin abdul wahab (semoga Allah merahmatinya) tidak mengetahui keudzuran dalam kebodohan (Ya Allah semoga aku benar), kecuali bahwa keadaan seseorang itu lalai dari mencari ilmu ada padanya, semisal bahwa dia mendengar kebenaran kemudian tidaklah dia berpaling/berubah menuju kebenaran dan tidak pula dia mempelajari, maka ini tidaklah diberi udzur karena kebodohan, dan hanya saja aku tidak menganggap (pendapat tidak diberikan udzur) itu adalah dari syaikh, karena sesungguhnya dari beliau ada pembahasan yang lain yang menunjukan atas (diberikannya) keudzuran karena bodoh, karena sungguh syaikh pernah ditanya dari apa-apa yang kepadanya beliau memerangi? kemudian beliau menjawab: Rukun-rukun islam itu ada lima, yang pertamanya adalah dua kalimat syahadat, kemudian rukun-rukun yang empat, maka yang empat ini jika seseorang mengiqrarkannya dan kemudian meninggalkannya karena menyepelekan, maka kita itu walaupun jika kita memeranginya atas perbuatannya maka tidaklah kita mengkafirkannya karena dia meninggalkan kewajibannya, dan para ulama telah berselisih pada kafirnya orang yang meninggalkan kewajiban rukus islam karena kemalasan yang dengan tanpa pengingkaran, dan tidaklah kami mengkafirkan kecuali kepada apa yang para ulama semuanya telah bersepakat, dan ijma (kesepakatan) ini adalah dua kalimat syahadat. ( yaitu jika seorang muslim membatalkan kalimat ini dengan perbuatan maupun lisan maka dia adalah seorang kafir)
Dan juga kami mengkafirkannya setelah terang ketika dia telah mengetahui dan kemudian dia mengingkari, maka kami mengatakan:
Musuh-musuh menurut kami secara makna ada beberapa jenis:
Jenis yang pertama: orang yang telah mengetahui bahwa tauhid itu adalah agamanya Allah dan rasulnya, yang Allah telah menerangkan itu kepada kita untuk manusia, dan orang tersebut mengakui juga bahwa keyakinan-keyakinan tersebut ada pada batu, dan pepohonan serta manusia, yang ini adalah kepercayaan kebanyakan manusia, itu semua adalah kesyirikan terhadap Allah yang Allah mengutus rasulnya sholallahu alaihi wa salam yang melarang tentangnya, yang rasul perangi pemilik keyakinan tersebut, agar ibadah itu seluruhnya milik Allah, dan bersama dengan ini dia tidak kembali kepada tauhid, dan tidak mempelajarinya, dan tidak masuk pada tauhid, serta tidak meninggalkan kesyirikan, Maka dia adalah seorang kafir, kita perangi dia karena kekufurannya, karena sesungguhnya dia mengetaui agama rasul lalu tidaklah dia mengikutinya, dan dia tahu kesyirikan lalu tidaklah dia meninggalkannya, walaupun dia tidak benci kepada agama rasul, dan (walaupun) dia tidak masuk pada golongan pembenci, dan (walaupun) tidaklah dia memuji kesyirikan, dan (walaupun) dia tidak menampakan kesyirikan kepada manusia.
Jenis yang kedua: orang yang mengenal tauhid, akan tetapi dia itu mejadi nampak jelas dalam penghinaan terhadap agamanya rasul, bersama prasangka-prasangkanya sesungguhnya dia itu melakukan hinaan dengan prasangka-prasangka jeleknya itu, dan dia menjadi jelas dalam memuji orang yang meyembah yusuf dan al-asyqor, serta orang yang menyembah Ayahnya ali dan Khidhir dari penduduk kuwait.
****************** Note ******************
Penerjemah belum mengetahui siapa saja yang disebutkan diatas, apakah nabi yusuf, atau yusuf yang mana, ayahnya ali pun penerjemah belum mengetahuinya, hanya saja yang jelas sy ketahui adalah nabi khidir yang memang banyak orang menyembahnya, atau minimal orang2 tersebut mempunyai keyakinan bahwa beliau masih hidup dan memiliki kekuasaan dalam pengaturan terhadap urusan-urusan mereka sehingga mereka menyembahnya.
******************************************
dan orang yang memuliakan mereka (ahli syirik) daripada memuliakan orang yang mentauhidkan Allah dan meninggalkan kesyirikan. Maka ini lebih besar (dosanya) dari yang pertama, dan dalam hal ini ada firman Allah ta'ala:
: (فلما جاءهم ما عرفوا كفروا به فلعنة الله على الكافرين) {سورة البقرة، الآية: ٨٩}
(Kemudian ketika apa yang telah mereka kenal (agama rasul) datang kepada mereka mereka ingkari sehingga Laknat Allah itu terjadi kepada orang-orang kafir) (Q.S Al-baqoroh:89)
dan mereka ini termasuk orang-orang yang tentangnya Allah berfirman:
وَإِنْ نَكَثُوا أَيْمَانَهُمْ مِنْ بَعْدِ عَهْدِهِمْ وَطَعَنُوا فِي دِينِكُمْ فَقَاتِلُوا أَئِمَّةَ الْكُفْرِ ۙ إِنَّهُمْ لَا أَيْمَانَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنْتَهُونَ ) {سورة التوبة، الآية: ١٢.}
(Dan jika mereka melanggar sumpah setelah ada perjanjian, dan mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin kafir itu. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, mudah-mudahan mereka berhenti) (Q.S At-taubah:12)
Jenis yang ketiga : orang yang mengenal tauhid dan mencintai tauhid serta mengikuti tauhid, dan mengenal syirik serta meninggalkannya, akan tetapi dia benci kepada orang yang masuk ke dalam tauhid, dan dia menyukai orang yang tetap dalam kesyirikan, maka yang ini juga adalah seorang kafir, tentangnya ada firman Allah ta'ala:
(ذلك بأنهم كرهوا ما أنزل الله فأحبط أعمالهم) {سورة محمد، الآية ٩}
(itu disebabkan karena mereka membenci kepada apa yang telah Allah turunkan sehingga batallah amal-amal mereka ) (Q.S Muhammad:9).
Jenis yang ke empat: orang yang selamat dari semua sifat diatas (jenis pertama sampai ketiga), akan tetapi penduduk negrinya mengumumkan untuk memusuhi ahli tauhid, lalu dia mengikuti penduduk negrinya tersebut yaitu ahli syirik, dan pesuruh-pesuruh di dalam memerangi ahli tauhid. Dan dia tidak mungkin untuk meninggalkan negrinya yang terpecah belah, kemudian dia memerangi ahli tauhid bersama penduduk negrinya dan bersungguh sungguh untuk (mendapatkan) harta mereka dan nyawa mereka, maka ini juga adalah seorang kafir, karena sesungguhnya mereka itu apabila mereka memerintahkan dia untuk meninggalkan puasa, maka puasa tidak mungkin baginya kecuali dengan berpisah dengan mereka sehingga dia lakukan, dan apabila mereka memerintakannya untuk menikahi perempuan dari bapaknya (ibu tiri) dan tidak menuruti tidak mungkin baginya kecuali dengan berpisah dengan mereka sehingga dia lakukan. Dan Menyetujui mereka dengan berjihad bersama mereka untuk mendapatkan nyawa dan harta ahli tauhid dibarengi sesungguhnya mereka itu menginginkan dengan jihad ini memerangi agama Allah dan rasulnya itu lebih besar dari (harta dan nyawa ahli tauhid) itu lebih ingin ini, maka ini juga adalah seorang kafir, dan dia termasuk dari orang-orang yang tentang mereka Allah berfirman:
سَتَجِدُونَ آخَرِينَ يُرِيدُونَ أَنْ يَأْمَنُوكُمْ وَيَأْمَنُوا قَوْمَهُمْ
Kelak akan kamu dapati (golongan-golongan) yang lain, yang menginginkan agar mereka hidup aman denganmu dan aman (pula) dengan kaumnya.
-Surat An-Nisa', Ayat 91
ستجدون آخرين يريدون أن يأمنوكم ويأمنوا قومهم
sampai firman Allah
(سلطاناً مبيناً) {سورة النساء، الآية: ٩١}
******************Note*******************
Atau lengkapnya ayat tersebut adalah sebagai berikut:
سَتَجِدُونَ آخَرِينَ يُرِيدُونَ أَنْ يَأْمَنُوكُمْ وَيَأْمَنُوا قَوْمَهُمْ كُلَّ مَا رُدُّوا إِلَى الْفِتْنَةِ أُرْكِسُوا فِيهَا ۚ فَإِنْ لَمْ يَعْتَزِلُوكُمْ وَيُلْقُوا إِلَيْكُمُ السَّلَمَ وَيَكُفُّوا أَيْدِيَهُمْ فَخُذُوهُمْ وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ ۚ وَأُولَٰئِكُمْ جَعَلْنَا لَكُمْ عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا مُبِينًا
Kelak akan kamu dapati (golongan-golongan) yang lain, yang menginginkan agar mereka hidup aman bersamamu dan aman (pula) bersama kaumnya. Setiap kali mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), mereka pun terjun ke dalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan tidak mau menawarkan perdamaian kepadamu, serta tidak menahan tangan mereka (dari memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka di mana saja kamu temui, dan merekalah orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk memerangi, menawan dan membunuh) mereka.
-Surat An-Nisa', Ayat 91
******************************************
Maka inilah yang kami (syaikh utsaimin) katakan (tentang musuh-musuh yang diperangi menurut syaikh Muhammad bin abdul wahab).
Adapun kebohongan dan kedustaan maka semisal dari ucapan mereka: bahwa kami mengkafirkan secara umum dan bahwa kami mewajibkan hijrah menuju kami atas orang yang mampu untuk menampakan agamanya, dan bahwa kami itu mengkafirkan orang yang tidak kafir dan orang yang tidak memerangi dan yang semisal ini dan yang berilipat-lipat dari ini. Maka ini semua adalah kebohongan dan kedustaan, yang dengan kebohongan tersebut mereka mengusir manusia dari agama Allah dan rasulnya.
dan ketika kami tidak mengkafirkan orang yang menyembah berhala yang menyembah kepada abdul qodir, dan berhala yang berada diatas kubur ahmad al- badhowi, dan yang semisal keduanya, karena sebab kebodohan mereka, dan karena sebab tidak adanya orang yang meneragkan kepada mereka, maka bagaimanakah kami bisa mengkafirkan orang yang tidak musyrik kepada Allah ketika mereka tidak hijrah kepada kami, atau orang yang tidak kafir dan tidak memerangi.
سبحانك هذا بهتان عظيم {سورة النور، الآية: ١٦}
(Maha suci engkau (Ya Allah) Ini adalah kedustaan yang besar) (Q.S An-Nur:16)
Akan tetapi kami mengkafirkan Jenis-jenis (Musuh) yang empat ini karena alasan penyimpangan mereka dari Allah dan rasulnya, semoga Allah merahmati seseorang yang melihat dirinya sendiri (berinterospeksi), dan yang mengenal bahwa sesungguhnya dia itu adalah orang yang akan menemui Allah yang disisiNya surga dan neraka, dan sholawat dan salam Allah atas (nabi) Muhammad dan keluarganya dan sahabatnya.
************************************************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar