Jumat, 14 Desember 2018

شرح مختصر جدا.13

(فالنواصب عشرة)
أربعة منها تنصب بنفسها، وستة منها يكون النصب معها بأن مضمرة وجوباً أو جوازاً
(وهي : أن، ولن، وإذن، وكي)
هذه الأربعة تنصب بنفسها، مثال أن : يعجبني أن تضربَ، فيعجبني فعل مضارع، وأن حرف مصدري ونصب، والفعل المضارع منصوب بها، وسُمِّيَتْ أَنْ حرفاً مصدرياً لأنها تُسْبَك مع ما بعدها بمصدر. إذ التقدير يعجبني ضربك، ومثال لن قولك : لن يقومَ زيدٌ، فلن حرف نفي ونصب واستقبال، لأنها تُصَيِّرُ معناه مستقبلاً، ومثال إذن قولك : إذن أكرمَك، في جواب منْ قال لك : أزورك غداً، فإذن حرف جواب وجزاء ونصب، وأكرمَك فعل مضارع منصوب بإذن، وسُمِّيَتْ حرف جوابٍ لوقوعها في الجواب، وجزاءٍ لأن ما بعدها جزاء لما قبلها، ونصب لأنها تنصب الفعل المضارع، ولنصبها شروط تطلب من المطوّلات؛ ومثال كي : جئت كي أقرأَ، إذا كانت اللام مقدرة قبلها أي لكي أقرأ، فتكون كي مصدرية بمعنى أن، وأقرأَ فعل مضارع منصوب بها، فإن كانت كي بمعنى لام التعليل كان النصب بأن مضمرة بعدها
(ولام كي)
هذه وما بعدها ليست ناصبة بنفسها، بل النصب بأن مضمرة جوازاً في لام كي، ووجوباً في ما بعدها، مثال لام كي : جئت لأقرأَ، فاللام حرف جر للتعليل والفعل منصوب بأن مضمرة جوازاً بعدها، وإنما قيل لها لام كي لإفادتها التعليل مثل كَيْ، ولأنها قد تدخل على كي، نحو : جئت لكي أقرأ
(ولام الجحود) أي النفي، والنصب بأن مضمرة وجوباً بعدها، وضابطها أن يسبقها كان المنفية بما أو يكن المنفية بلم () نحو {وَمَا كَانَ الله لِيُعَذِّبَهُم} و {لَم يَكُنِ الله لِيَغْفِرَ لَهُمْ} فيعذبَ ويغفرَ منصوبان بأن مضمرة وجوباً بعد لام الجحود
(وحتى)
سواء كانت بمعنى إلى نحو {حتَىَّ يَرْجِعَ إليْنا موسى} أو بمعنى لام التعليل، نحو قولك للكافر : أسلم حتى تدخل الجن، أي لتدخل، فيرجعَ وتدخلَ كل منهما منصوب بأن مضمرة وجوباً بعد حتى
(والجواب بالفاء و الواو)
يعني الفاء والواو الواقعتين في الجواب وليست الفاء والواو ناصبتين بأنفسهما، بل النصب بأن مضمرة وجوباً بعدهما، والمراد من وقوعهما في الجواب وقوعهما في المواضع التسعة المشهورة () الأول منها : الأمر، نحو : أقبل فأحسنَ إليك، فأُحْسِنَ منصوب بأن مضمرة وجوباً بعد الفاء الواقعة في جواب الأمر، وإن قلت : وأُحْسِنَ كانت الواوُ واوَ المعيةِ، فالنصب بأن مضمرة وجوباً بعد واو المعية الواقعة بعد الأمر . الثاني النهي، نحو : لا تضرب زيداً فيغضبَ، أو : ويغضبَ، فيغضبَ فعل مضارع منصوب بأن مضمرة وجوباً بعد الفاء أو الواو الواقعتين بعد النهي . الثالث الدعاء، نحو : ربِّ وفقني فأعملَ صالحاَ ، أو وأعملَ صالحاً . فأعملَ منصوب بأن مضمرة وجوباً بعد الفاء أو الواو الواقعتين في بعد الدعاء؛ والفرق بين الدعاء والأمر أن الأمر طلب من الأعلى إلى الأدنى، والدعاء طلب من الأدنى إلى الأعلى . الرابع الاستفهام، نحو : هل زيدٌ في الدار فأذهبَ إليه أو وأذهبَ إليه، فأذهبَ منصوب بأن مضمرة وجوباً بعد الفاء أو الواو الواقعتين بعد الاستفهام . الخامس العَرْضُ، نحو : ألا تنزِلُ عندنا فتصيبَ خيراً أو وتصيبَ خيراً، فتصيبَ منصوب بأن مضمرة وجوبا بعد الفاء أو الواو الواقعتين بعد العَرْض . السادس التحضيض، نحو : الا أّكرَمْتَ زيداً فيشكركَ، أو : ويشكرَك، فيشكر منصوب بأن مضمرة وجوبا بعد الفاء أو الواو الواقعتين بعد التحضيض، والفرق بين العرض والتحضيض، أن العرض هو الطلب برفق ولين، والتحضيض هو الطلب بحث وإزعاج . السابع التمني، نحو : ليتَ لي مالاً فأحجَّ منه، أو وأحجَّ منه، فأحج منصوب بأن مضمرة وجوباً بعد الفاء أو الواو الواقعتين بعد التمني . الثامن الترجي، نحو : لعلي أراجع الشيخَ فيفهمَني أو ويفهمَني، فيفهم منصوب بأن مضمرة وجوباً بعد الفاء أو الواو الواقعتين بعد الترجي . التاسع النفي، نحو : ما تأتينا فتحدَثَنا أو وتحدثَنا، فتحدثنا منصوب بأن مضمرة وجوباً بعد الفاء أو الواو الواقعتين بعد النفي (وأو)
يعني أن من النواصب للفعل المضارع أو، لكن بأن مضمرة وجوباً بعدها، نحو : لأقتُلَنَّ الكافِرَ أو يسلمَ، أي إلا أن يسلم، فيسلمَ منصوب بأن مضمرة وجوباً بعد "أو" التي بمعنى إلا، وقد تكون بمعنى إلى، نحو : لألزمنَّك أو تقضيَني حقي، أي إلى أن تقضيني حقي، فتقضيَ فعل مضارع منصوب بأن مضمرة وجوباً بعد أو التي بمعنى إلى .
__________________________________________

{Kemudian untuk (amil-amil) penashob itu ada sepuluh}

Empat diantaranya itu menashobkan dengannya sendiri, dan enam diantaranya itu penashoban bersamanya adalah oleh (أنْ) yang tersembunyi secara wajib atau secara boleh/tidak wajib.

{Dan dia (penashob) itu adalah : (أنْ) , dan (لَنْ) , dan (اِذَنْ) dan (كى)}

Yang empat ini menashobkan dengan dirinya sendiri. Contoh dari (أن) : يعجبني أن تضربَ) "mengagetkanku bahwa engkau memukul", maka (يعجبني) adalah fi'il mudhori, dan (أنْ) adalah harf
masdariy dan nashob, dan fi'il mudhori (تضربَ) itu manshub olehnya (oleh (أن)), dan dinamakan (أن) sebuah harf yang masdariy karena sesungguhnya dilebur dia (yaitu أن) bersama apa yang setelahnya menjadi mashdar apabila (ketika) taqdirnya adalah (mengagetkanku pukulanmua, pukulanmu mengagetkanku), dan contoh dari (لن) adalah ucapanmu, (لنْ يقُوْمَ زيدٌ), karena (لنْ) adalah harfu nafyi, masdariy dan istiqbal, karena sesungguhnya dia (لن) dia merubah maknanya (makna fi'il mudhori yang awalnya menunjukan pekerjaan pada waktu sekarang atau masa dean) menjadi mustaqbal ( waktu di masa depan saja), dan contoh dari (إذًا) adalah ucapanmu (إذًا أكْرَمَكَ) dalam jawaban pada orang yang dia mengatakan kepadamu
"aku akan mengunjungimu", karena (إذًا) adalah harfu jawab, dan balasan dan nashob, dan (أكْرَمَكَ) adalah fi'il mudhori yang manshub oleh (إذا). dan dinamakan dia harfu jawab karena peletakannya pada jawaban, dan (harfu) balas karena sesungguhnya apa yang setelah idzan adalah balasan dari apa yang sebelum idzan, dan (harf) nashob karena sesungguhnya dia menashobkan fi'il mudhori, dan untuk penashoban padanya (pada idzan) ada syarat-syarat  yang akan dipelajari pada (kitab) yang panjang (luas pembahasannya). dan misalnya (كى) adalah : (جئتُ كى أقرأَ), apabila (اللام) itu ditaqdirkan pada sebelum harf kai (ataupun terdapat lam ta'lil secara lafadz) , yaitu (لكى أقرأَ) maka (كى) itu mashdariyah dengan makna (أنْ)(yakni maknanya adalah agar), dan (أقرأَ) adalah fi'il mudhori yang manshub olehnya (jadi arti dari contoh adalah aku sudah datang agar aku membaca), dan jika (كى) itu bermakna (لام التعليل) (lam yang bermakna penyebab dari suatu akibat maka maknanya adalah 'karena') (maka) penashoban itu adalah oleh (أنْ) yang tersembunyi setelahnya (sehingga arti dari contoh tsb adalah 'aku datang karena aku akan membaca').

{dan (لام كي)}
ini dan apa yang setelahnya bukanlah dia penashob dengan dirinya sendiri, akan tetapi penashoban itu dengan (أن) yang disembunyikan secara boleh (أن nya boleh tersembunyi dan kadang terlafadzkan) pada (لام كي) dan secara wajib (wajib tersirat (أنْ) dan tidak boleh terlafadzkan) pada apa yang setelahnya (hurur penashob setelah كي), dan contohnya (لام كي) adalah (جئتُ لأقرأَ) aku sudah datang agar aku membaca (sekarang), maka (لام) itu adalah harfu jar untuk pendalihan (pemberi alasan) dan fi'ilnya itu adalah manshub oleh (أن) yang tersembunyi (tersirat) secara boleh setelahnya, dan hanya saja dikatakan padanya lamu kai karena pemberian faedah darinya kepada pendalihan yang semisal kai, dan karena sesungguhnya dia ( لام كي) kadang masuk pada (كي), seperti (جئتُ لكي أقرأ)

{Dan (لام الجحود)}
yaitu penafian, dan penashob oleh (أنْ) yang tersembunyi secara wajib pada apa yang setelahnya, dan aturannya adalah bahwa kana yang manfi'ah (kana yang bersifat menafikan) mendahuluinya (mendahului lam) dengan (ما) atau (يكن) manfiah dengan (لم), seperti (وما كان الله ليعذبَهم) dan (لم يكن الله ليغفرَلهم), maka (يعَذِّبَ) dan (يغفرَ) adalah manshub (keduanya) oleh (أن) yang tersembunyi secara wajib setelah lamul juhud.

{ Dan (حتّى) }
sama saja dia bermakna (إلى), seperti (حتّى يرجعَ إلينَا موسى) atau bermakna (لام التعليل), seperti ucapanmu kepada seorang kafir (أَسْلِمْ حتّى تَدْخُلَ الجَنّّ) yaitu (لٍتَدْخُلَ), maka (يرجِعَ) dan (تَدْخُلَ) semua dari keduanya manshub oleh (أنْ) yang tersembunyi secara wajib setelah حتّى.

{ dan jawaban dengan (الفاء) dan (واو) }
penulis memaksudkan fa dan wawu yang terletak pada sebuah jawaban,
dan tidaklah fa dan wawu itu penashob dengan dirinya (sendiri), akan tetapi penashobannya itu oleh (أنْ) yang tersembunyi secara wajib setelah keduanya. Dan yang dimaksud dengan posisi keduanya pada sebuah jawaban itu adalah peletakan dari keduanya pada 9 tempat yang mashyur.
Yang pertama adalah (jawaban setelah) perintah, seperti (أقْبِلْ فأَحْسِنَ إلَيْكَ), maka (أحْسِنَ) itu manshub oleh (أنْ) yang tersembunyi secara wajib setelah fa yang terletak pada jawabannya perintah. Dan apabila engkau katakan (وَ أَحْسِنَ) wawu itu adalah wawu mai'yah (kebersamaan), sehingga penashobnya adalah oleh (أنْ) yang tersembunyi secara wajib setelah wawu mai'yah yang terletak setelah perintah.
Yang kedua (jawaban setelah) larangan, seperti( لاَ تَضْرِبْ زَيْدًافَيَغْضَبَ) atau (وَيَغْضَبَ), maka (يغضبَ) adalah fi'il mudhori yang manshub oleh (أن) yang tesembunyi secara wajib setelah fa atau wawu  yang keduanya terletak setelah larangan.
Yang ketiga (jawaban setelah) doa, seperti  (  رَبِّيْ وَفِّقَْنِيْ فَأعْمَلَ صَالِحًا) atau (و أعملَ صالحًت). maka (أعْمَلَ )  itu manshub oleh (أنْ) yang tersembunyi secara wajib setelah fa atau wawu yang keduannya terletak pada setelah doa. Dan pembeda antara doa dan amr adalah bahwa sesungguha amr (perintah) itu adalah tuntutan dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah (guru kepada murid, atasan kepada bawahan), adapun doa adalah tuntutan dari yang rendah kepada yg tinggi.
Yang keempat yaitu (jawaban setelah) al istifham (pertanyaan), seperti (هل زيدٌ في الدار فأذهبَ إليه) atau (و أذهبَ إليه), maka (أذهبَ ) itu manshub oleh (أن) yang tersembunyi secara wajib setelah fa atau wawu yang keduanya terletak setelah istifham.
Yang kelima (jawaban setelah) al 'ardhu (yaitu permintaan yang membutuhkan kesepakatan dari orang yang diajak berbicara), seperti ( ألا تنزِلُ عندنا فتُصيْبَ خيرًا) (mengapa tidak engkau turun kesisi kami hingga engkau mendapatkan kebaikan), atau (وتصيب خيرا), maka (تصيبَ) itu manshub oleh (أن) yang tersembunyi secara wajib setelah fa atau wawu yang keduanya terletak setelah permintaan.
Yang ke enam (jawaban setelah) tahdhidh (permintaannya mengandung himbauan dan gangguan), seperti, ( ألا أكرمتَ زيدا فيشكرك) atau ( ويشكرَكَ) ( (Mengapa engkau tidak memuliakan zaid ( zaid sudah tidak dimuliakan oleh sipendengar)) hingga dia akan berterima kasih kepadamu atau dan dia akan berterimakasih padamu), maka (يشكرَ) itu manshub oleh (أن) yang tersembunyi secara wajib setelah fa atau wawu yang keduanya terletak setelah tahdhidh.
Yang ke tujuh (jawaban setelah) tamanni (harapan yang tidak mungkin), seperti ( ليت لي مالا فأحجَّ) atau ( و أحجَّ) (seandainya harta itu milikku maka aku akan naik haji) atau (dan aku akan naik haji).
Yang ke delapan taroji (pengharapan yang dapat dicapai), seperti (لعلي أراجِعُ الشيخَ فيُفْهِمَنِيْ) atau (ويفهمني) (aku berharap kembali kepada syaikh sampai beliau mefahamkan aku) atau (dan beliau memahamkan aku), maka (يُفْهِمَ) itu manshub oleh (أنْ) yang tersembunyi secara wajib setelah fa atau wawu yang keduanya terletak setelah taroji.
Yang ke sembilan (jawaban setelah) penafian, seperti (ما تأتينا فتحدَسَنا أو و تحدسنا) (tidaklah engkau mendatangi kami  hingga engkau bercerita atau dan engkau bercerita), maka (تحدثنا) itu manshub oleh (أن) yang tersembunyi secara wajib setelah fa atau wawu yang terletak setelah penafian.

{ dan أو)
penulis memaksudkan sesungguhnya temasuk penashob-penashob bagi fi'il mudhori adalah (أو) tetapi oleh (أن) yang tersembunyi secara wajib setelahnya, seperti (لأقْتُلَنَّ الكافِرَ أو يسْلِمَ) yaitu kecuali (أن يسْلِمَ), maka (يسلمَ) itu manshub oleh (أن) yang tersembunyi secara wajib setelah (أو) yang dia bermakna (kecuali) (إلّا), malah kadang dia bermakna (إلى), seperti ( لألزمنَّك أو تقضيَني حقي) ( pastilah aku akan membutuhkanmu sampai engkau memutuskan padaku hakku), maka (تقضي) itu adalah fi'il mudhori yang manshub oleh (أن) yang tersembunyi secara wajib setelah (أو) yang bermakna (إلى).

3 komentar: