Kitab-kitab rujukan untuk mempelajari agama islam
A. Kitab tentang bahasa Arab (nahwu dan shorof)
1. Kitabut tashrif (كتاب التصريف) jilid 1-3.
Kitab ini sekarang telah diterbitkan dalam edisi baru sehingga jilid 1sampai 3 sudah terkumpul dalam satu buku. Kitab ini ditulis oleh Ahmad hasan atau lebih dikenal dengan nama (A. Hasan Bandung) pendiri organisasi persatuan islam, dengan perbit Raihan Bangil.
Menariknya kitab shorof ini adalah ditulis dengan huruf arab namun bahasa yang digunakan adalah bahasa melayu. Pada pertama kali membaca kitab ini timbul perasaan sedikit bingung tapi setelah beberapa lama sayapun menjadi terbiasa karena kemudahannya, mungkin ini adalah salah satu berkah karena keikhlasan penulisnya dalam menulis kitab ini.
Walaupun kitab ini kecil (hanya sekitar 97 halaman/jilid) dan berharga murah, akan tetapi kaidah-kaidah ilmu shorof telah terkumpul secara komplit didalamnya.
Kitab ini memulai pelajaran dari istilah-istilah pendahuluan tentang ilmu shorof, dhomir-dhomir, harokat, huruf-huruf illat, kemudian timbangan atau wajan shorof, kemudian bangunan kalimah atau bina, tashrif ushul yang 12 dari fi'il madhi-mudhori, ... sampai mudhori majhul, kemudian cabang dari tahsrif ushul yang 12 itu menjadi 92, masuklah pembahasan pada bab tashrif 22 macam wajan. Pada jilid 2 dijelaskan pula kaidah2 perubahan huruf-huruf illat. Pokoknya kitab kecil ini sangat komplit dan sangat saya rekomendasikan kepada anda semua untuk memulai pelajaran dari kitab ini. Hapalkanlah istilah -istilah dan tashrif istilahiy dan tashrif lughowinya tiap fi'il, jangan lupa berlatih menghadapi fi'il yang memiliki huruf-huruf illat. Dengan harga yang murah (hanya sekitar 30.000 an) kitab ini telah membukakan pintu pelajaran bahasa arab kepada saya.
Untuk pelajaran shorof saya rasa kitab ini sudah dapat membuat pembaca yang menguasai isi kitab ini khatam dalam ilmu shorof, (و اللهُ أَعْلَمُ). setelah menguasi ilmu shorof untuk menguasai dan menaklukan lautan ilmu keislaman atau minimal dapat mengambil manfaat dari kitab-kitab ulama terdahulu adalah penguasaan ilmu nahwu yang menurut penulis tingkatan ilmu untuk nahwu itu terbagi menjadi 3, yang pertama adalah tingkatan permulaan yaitu dengan mempelajari kitab (سرح مختصر جدا) yang ditulis oleh sayid ahmad zaini dahlan, kemudian dilanjutkan ke kitab nawhu level pertengahan, ada banyak judul kitab nahwu yang dapat digunakan pada level ini mulai (الفواكه الجنية), kemudian ada kitab yang ditulis pada zaman ini yang berada pada level ini yaitu (تعجيل الندى بشرح قطر الندى), kemudian ada juga yang menggunakan kitab
( ملخص قواعد اللغة العربية)
sampai sini kita sudah dapat mempelajari kitab-kitab aqidah dan fiqih untuk penuntut ilmu pemula.
Pada tingkatan ketiga yaitu tingkatan mahir kita bisa mempelajari (شرح ألفية ابن مالك ) yang ditulis oleh ibnu aqil, saya sarankan agar membaca kitab syarah ini yang telah di tahqiq oleh syeikh Muhammad muhyidin abdul hamid, karena pada kitab hasil tahqiqnya beliau menjelaskan kedudukan kata-kata dalam bait-bait syair alfiyah secara terperinci, serta membawakan bukti-bukti tentang suatu kaidah nahwu, dan banyak lagi faedah-faedah lain yang beliau sampaikan, bahkan saya sangat menyukai syarah beliau pada kitab jurumiyah, yang dinamakan
(التحفة السنية)
mungkin sebaiknya sebelum melanjutkan pelajaran ketingkat menengah setelah mempelajari (شرح مختصر جدا) pembaca disarankan mempelajari (التحفة السنية) ,
karena ada beberapa faedah tambahan pada kitab tersebut yang tidak terdapat pada (شرح مختصر جدا).
2. Kitab nahwu (شرح مختصر جدا)
Kitab ini adalah permulaan sebagai pembuka untuk ilmu nahwu. Kitab ini menjelaskan tentang sebuah kitab matan ringkas dalam bidang nahwu yang sangat terkenal yaitu matan Al-Ajjurumiyah. Sebaiknya dalam membaca kitab syarah ini pembaca sebelumnya telah menghapal matan jurumiyahnya, sehingga disaat penulis mejelaskan makna kandungan dan kaidah-kaidah nahwu yang ada pada jurumiyah menjadikan anda lebih mudah menyerap apa yang penulis sampaikan.
Penulis kitab syarah ini adalah, seorang ulama besar dari mekkah sekaligus seorang mufti bermadzhab imam syafi'i yaitu Sayid Ahmad zaini dahlan. Pesantren-pesantren Nahdhatul Ulama atau dikenal dengan (NU) menggunakan kitab ini sebagai kitab wajib pertama dalam mempelajari ilmu nahwu. Penulispun menganjurkan agar para pembaca memiliki kitab ini karena harganya sangat murah (hanya sekitar 5000-7000) terutama cetakan kitab kuning klasik seperti penerbit harisma dan karya toha putera.
Isi penjelasan dari kitab ini memang dikhususkan untuk para pemula dalam ilmu nahwu, sehingga penulis meninggalkan penjelasan terperinci untuk berbagai hal yang dianggap penulis perlu pada kitab yang lebih luas penjelasannya, seperti : Mengenai isim yang tidak menerima tanwin. Namun demikian, penulis kitab ini telah banyak menjelaskan istilah-istilah nahwu yang pada kitab jurumiyahnya masih belum bisa dipaham.
3. Kitab Nahwu (التحفة السنية بشرح المقدمة الآجرومية)
Sebenarnya kitab ini adalah kitab nahwu pertama yang saya miliki dan pelajari namun karena kitab ini berasal dari mesir dan di Indonesia belum ada haq penerbitannya, menjadikan kitab ini berharga cukup mahal sekitar (60.000 s/d 200.000 an).
Penulis kitab ini adalah syaikh Muhammad muhyiddin abdul hamid, seorang yang dalam ilmunya pada cabang nahwu, memiliki banyak karya tulis dalam bidang ini seperti : tahqiq syarah qatrun nada, tahqiq syarah sudzur dzahab, tahqiq Audhahul masalik, tahqiq syarah ibnu aqil, dan masih banyak lagi. Namun karena beliau adalah seorang alim dari mesir, maka kitab-kitab beliau tidak diterbitkan oleh penerbit di indonesia (mungkin karena penerbit di Indonesia belum memiliki haq penerbitan kitab-kitab beliau), sehingga harga kitabnya tergolong cukup mahal (Note: murah dan mahalnya sesuatu sebenarnya memang bersifat relatif tapi seperti itulah menurut saya pribadi).
4. Kitab Nahwu (تعجيل الندى بشرح قطر الندى)
Kitab ini merupakan kitab yang menjelaskan sebuah matan yang dinamakan qotrun nada, sementara kitab matan qotrun nada itu sendiri ditulis itu oleh imam nahwu dizamannya yaitu Ibnu Hisyam Al-Anshori, seorang ahli dalam bidang nahwu, dan memiliki banyak karya tulis.
Kitab syarah ini ditulis oleh seorang ulama asal saudi arabia pada zaman sekarang, yaitu syaikh Abdullah al-fauzan.
Menurut saya kitab ini adalah kitab nahwu yang paling baik untuk level menengah, banyak faedah di dalam kitab ini yang saya rasakan. bahkan sampai sekarangpun saya sering membacanya.
5. Kitab Nahwu ( شرح ابن عقيل على ألفية ابن مالك )
Untuk berada dalam tingkatan mahir, kitab ini adalah kitab yang wajib dipelajari dalam tingkatan selanjutnya, terutama yang telah ditahqiq oleh syaikh Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid, karena ibnu aqil sendiri menjelaskan kaidah-kaidah nahwu yang dibawakan oleh ibnu malik dalam bait alfiyahnya dengan bahasa yang mudah difahami oleh orang yang membacanya, ditambah tahqiqan yang dilakukan oleh syaikh Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid yang dengan sangat terperinci menjelaskan kedudukan masing-masing kata dalam bait alfiyah.
Untuk mempelajari kitab ini dibutuhkan kesabaran, keuletan dan kesungguhan yang tinggi, namun apabila kita telah khatam kitab ini dan mengambil manfaat darinya maka inilah tingkatan terakhir seseorang mempelajari ilmu nahwu.
B. Kitab tentang aqidah
Pada cabang aqidah, kitab-kitab yang dipelajarinya itu menunjukan jatidiri seseorang, maka dengan ini saya menuliskan beberapa kitab aqidah yang saya miliki pada koleksi kitab-kitab saya di rumah, mungkin antara kitab satu akan bertentangan dengan kitab lainnya, namun itu semua saya lakukan dalam mempelajari aqidah masing-masing golongan beserta dalil-dalil yang digunakan oleh yang meyakininya, semata-mata saya melakukannya sebagai studi banding.
Semoga tulisan saya ini tidak menjadikan fitnah untuk diri saya pribadi, Aamiin.
1. Kitab aqidah tauhid (فتح المجيد)
Kitab ini adalah kitab yang dipelajari oleh kaum NU, penulis kitab ini adalah seorang ulama asal banten yaitu syaikh Muhammad Nawawi ibnu umar Al-Jawi As-Syafi'i. Seorang ulama yang diakui dunia dan memiliki murid terkenal yang menimba ilmu kepadanya yaitu syaikh ahmad khatib minangkabawi.
Kitab aqidah ini menjelaskan kitab tauhid yang dikarang oleh An-Nahrawi yang dalam matannya mengungkapkan aqidah 20 sifat yang wajib bagi Allah dan 20 sifat yang mustahil bagi Allah dan yang lainnya. Kitab ini menjadi rujukan/referensi wajib di kalangan NU.
Namun walaupun memiliki kitab ini, saya sendiri mempunyai pemikiran yang berbeda dari isi yang ada dalam kitab ini. Hal ini disebabkan karena keyakinan saya sendiri tidaklah sejalan dengan isi kitab ini, dimana ada sifat Allah yang disebutkan ternyata tidak dinyatakan dalam alqur'an, salah satu sifat Allah SWT yang disebutkan dalam kitab tersebut yaitu Al-qadim, lafadz al qadim itu sendiri tidak ada dalam Al-qur'an, malah dalam Al-qur'an sendiri menyebutkan
قال تعالى: هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ [الحديد: 3].
ini adalah Asmaul husna, saya sendiri memiliki keyakinan bahwa sifat-sifat Allah itu adalah apa dijelaskan dalam Asmaul husna, karena dalam asmaul husna terkandung sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah SWT. Sehingga sifat-sifat Allah itu adalah 99 sebagaimana asmaul husna berjumlah 99, walaupun ada beberapa kelompok ulama menyatakan lebih dari itu, namun yang menjadi pegangan saya adalah mayoritas dan pendapat yang lebih kuat yakni 99 Asmaul husna. Adapun Allah itu sendiri tidak termasuk Asmaul husna, namun lafadz Allah itu mutlak untuk Allah semata dan tidak ada selainnya yang menggunakan atau disebut dengan Allah, adapun asmaul husna boleh digunakan oleh makhluk walaupun pada hakikatnya sifat tersebut berbeda, contoh asmaul husna dan mengandung sifat (البصير) bisa digunakan dan diterapkan kepada makhluq karena dia melihat, namun Al bashir bagi Allah tidak dapat dibandingkan dengan melihatnya makhluq yang penglihatannya terbatas, sementara penglihatan Allah itu tidaklah terbatasi apapun sehingga Dia itu Maha melihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar