Jumat, 07 Desember 2018

شرح مختصر جدا. 2

(وأقسامُهُ ثلاثةٌ : اسمٌ، وفعلٌ، وحرف جاء لمعنى)

يعني أن أجزاء الكلام التي يتألف منها ثلاثة أقسام :

الأول : الاسم، وهو كلمة دلت على معنى في نفسها، ولم تقترن بزمن وضعاً، كزيد، وأنا، وهذا .

الثاني : الفعل، وهو كلمة دلت على معنى في نفسها، واقترنت بزمن وضعاً, فإن دلت تلك الكلمة على زمن ماض، فهي الفعل الماضي، نحو : قام, وإن دلت على زمن يحتمل الحال والاستقبال، فهي الفعل المضارع، نحو : يقوم, وإن دلت على طلب شيء في المستقبل، فهي فعل الأمر نحو : قُمْ .

الثالث : الحرف، وهو كلمة دلت على معنى في غيرها، نحو : إلى، وهل، ولم .

وقوله (جاء لمعنى) يعني به أن الحرف لا يكون له دخل في تركيب الكلام إلا إذا كان له معنى كهل، ولم، فإنَّ هل معناها الاستفهام، ولم معناها النفي، فإن لم يكن له معنى، لا يدخل في تركيب الكلام، كحروف المباني,نحو : زاي زيد، ويائه، وداله، فإنّ كلا منها حرف مبنى لا حرف معنى .

______________________________________

{ Dan jenis-jenis nya ada tiga : ismun dan fi'lun dan harfun yang datang dengan sebuah makna}

penulis memaksudkan sesungguhnya pembagian kalam yang (kalam) tersusun dengannya itu tiga jenis :

1. pertama adalah isim, dan dia adalah kalimah (kata) yang menunjukan sebuah makna pada dirinya dan dia tidak terkait dengan waktu secara peletakannya, seperti zaidun, ana (aku) dan hadza (ini) ( maksudnya adalah isim isim tersebut tidak bergantung terhadap waktu, kemarin dia itu zaid, sekarang zaid, besok pun zaid).

2. kedua adalah fi'il, dan dia adalah kalimah (kata) yang menunjukan sebuah makna pada dirinya dan terkait dengan waktu secara peletakan, maka apabila kalimah (kata) ini menunjukan waktu yang telah lalu, maka dia adalah fi'il madhi, seperti qooma (dia telah bediri), dan apabila terkait dengan waktu yg berlangsung sekarang ataupun diwaktu yang akan datang, maka dia adalah fi'il mudhori', seperti yaquumu (dia sedang/akan berdiri), ada apabila dia menjunjukan kepada tuntutan pada sesuatu di (waktu) yang akan datang, maka dia adalah fi'il amri, seperti qum (berdirilah kamu).

3. ketiga adalah harfu, dan dia adalah kalimah (kata) yang menunjukan sebuah makna pada yang selainnya, seperti ilaa (kepada), dan Hal (apakah), dan Lam (tidak pernah).
Dan perkataannya (ibnu ajurum) jaa'a li ma'nan (yang dia datang dengan sebuah mak'na), dia maksudkan dengannya sesungguhnya harf itu tidaklah dia itu masuk pada susunan kalam kecuali ketika baginya ada makna seperti Hal (apakah), dan lam (tidak pernah), karena sesungguhnya Hal itu maknanya adalah pertanyaan, dan lam maknanya adalah penafian, maka jika tidak terjadi makna padanya, (maka) dia tidak termasuk tarkib kalam (penyusunan kalam) seperti huruf - huruf mabaniy, seperti zai-nya zaidun dan ( juga huruf ) Yaa nya dan dal nya. Karena tiap keduanya (huruf yaa dan dal) itu adalah huruf mabaniy bukanlah harfu ma'ani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar